Ibnuwajak.id – Ini lanjutan cerita sebelumnya dari Mengunjungi Pantai Godeg, Pantai Silangkap, dan Pantai Sioro Sekaligus Dalam Sehari Part 1. Part 2 ini terfokus mengeksplore pada pantai dan cerita unik didalamnya.
Menikmati Pantai Godeg
Pada cerita sebelumnya ibnuwajak dan teman-teman Jejak Kaki Tulungagung berselfi di atas bukit sebelum turun ke Pantai Godeg. Medan menuju pantai godeg sangat curam mungkin sekitar 45 derajat. Apalagi kemiringan ini masih berupa tanah berdebu tentu saja sangat licin karena grip alas kaki harus sangat kuat.
Ketika turun dan paling belakang Ibnuwajak dan Asa (anaknya Pak Indro) serta teman Mas Sanken di foto oleh Pak Indro. Hehehehehehehehehehehe. Sampailah di Pantai Godeg. Di Pantai sudaha standby Mas Yusuf, Mas Lutfhan,dan Mas Septa (Tuan rumah). Sambil bernafas ngos-ngosan, Apa yang terjadi????mereka sudah leyeh di muara pantai godeg yang penuh dengan batang bambu berserakan serta sampah dari ombak laut.
Walaupun muara pantai godeg penuh dengan batang bambu yang berserakan tetapi suasananya sejuk. Deburan ombaknya sangat luar biasa tetapi pasirnya bersih dan air lautnya bening. Sekitar 30 menit berselang Mas Sanken sampai juga di Pantai walaupun harus bersusah payah klesotan kanan kiri .... hehehehehehehe.
Sebelum beristirahat bersama yang lain Pak Indro dan anaknya keliling lebih dahulu di ikuti Ibnuwajak. Wkwkwkwkwkwkwkwk. Membuat Vlog upload youtube. Air laut sedang pasang dan ombakpun besar karena masih jam 12 siang. Di Pantai Godeg kami termasuk lama dalam beristirahat karena perjalanan jauh dan menguras tenaga.
Teman-teman yang menuju Pantai sioro duluan berhasil juga mengunjungi kami yang sudah sampai Pantai Godeg. Kedatangan personil lain yang kalap ke Pantai Sioro duluan menambah keceriaan..hehehehehehehe
Siang hari yang panas di pantai godeg membuat Ibnuwajak dan Teman-teman mencari tempat berteduh yang sejuk. Dipilihlah rerimbunan tengah pantai. Suasan yang hening, ditemani deburan ombak yang ganas, dan udara yang sejuk membuat lelah badan ini sirna. Teman-teman meneruskan canda tawa ngalor ngidul ngetan ngulon supaya suasana menjadi lebih cair dan enjoy.
Matahari mulai kebarat tanda-tanda akan sunset. Ibnuwajak dan Teman-teman memutuskan untuk kembali. Sebelum kembali ibnuwajak dan teman-teman JKT mampir dulu ke pantai Silangkap. Jarak Pantai Silangkap dan Pantai Godeg tidak jauh hanya berbatasan dengan tebing. Jalur menuju Pantai Silangkap lebih kurang sama dengan pantai godeg curam tetapi kondisi jalannya lebih rindang dan banyak rumput liar.
Menikmati Pantai Silangkap
Keadaan pantai silangkap adem dan sejuk bikin suasana hati dingin dan mata bikin susah untuk membuka. Emang suasananya sejuk banget brooooo. Di sinilah teman-teman beristirahat melepas kelelahan dan menyimpan amunisi di perjalanan yang jauh menguras tenaga. Cukup sejenak menikmati Pantai Silangkap. Kata teman-teman takut kalau jadi ngantuk karena sejuknya pantai silangkap.
Matahari semakin kebarat maka langkah kami pun semakin cepat dan lelah semakin mendera. Di tengah perjalanan pulang ada seonggok buah pepaya matang tanpa babibu Mas Septa mengambil sabit dan menebang pohon pepaya supaya mudah mengambilnya. Hehehehehehehehe seremmmmm
Lanjut perjalanan dan berhenti sejenak di Sungai kecil untuk beristirahat sejenak sambil menikmati buah pepaya. Cerita tawa ngalor ngidul dimulai lagi. Hhhhhhh tidak lama istirahat perjalanan lanjut menuju parkiran alisan pulang. Dalam Hal perjalanan pulang kondisi fisik semakin terkuras. Alhamdulillah sampai juga di parkiran motor. Semua istirahat di parkiran disertai nafas ngos-ngosan.
Ibnuwajak, Mas Yusuf, Pak Indro beserta anak laki-lakinya, Mas Sanken, dan Mas Wahyu melanjutkan perjalanan ke Pantai Sioro. Maklum ibnuwajak belum pernah mengunjunginya sebelumnya jadi mumpung di areanya mampir sekalian. Heheheheh.
Ambil motor langsung gas ke pantai sioro dan yang lain menunggu di rumah pohon sioro. Mas Wahyu posisi berboncengan dengan Mas Sanken serta Ibnuwajak di belakangnya. Ibnuwajak agak heran karena walau berboncengan Mas Wahyu mengendari motornya dengan sangat cepat dan lincah. Padahal jalan perbukitan yang sembil diimbangi dengan kondisi rusak dan ditepi jurang. Amazing. Pak Indro dan Mas yusuf ada di belakang mengendarai dengan tenang serta santai.
Pak Indro Sembodo dengan bawaan barang segaban juga tidak kalah dalam mengendarai motornya. Liak-liuk di perbukitan jalan tanah sangat lihai. Sudah baranganya segaban banyaknya ditambah berboncengan dengan anak laki-lakinya. Waduhhhhh settttrrong broooo.
Menikmati Pantai Sioro
![]() |
Personil Menikamti Senja di Pantai Sioro |
Perjalanan sampai di Pantai Sioro saat fajar sudah mulai tenggelam sekitar setengah 5 sore. Kondisi air laut sedang surut tentu saja menikmati Pantai Bisa lebih luas apalagi sore hari sangat sepi, Disana hanya ada Kami. Kondisi semakin gelap membuat kami segera bergegas kembali . Sebelum pulang kami berfoto bersam untuk kenang-kenangan bahwa kami sudah sampai di Pantai Sioro.
Urutan kendaraan tetap sama dimana Mas Wahyu yang berboncengan dengan Mas Sanken duluan diikuti oleh Ibnuwajak. Cara berkendara tetap sama dengan lihai dan handal tanpa kekurangan apapun. Akhirnya sampai juga diparkiran awal. Kami pun berhenti sejenak supaya mas sanken menyiapkan kendaraannya terlebih dahulu setelah motor mas sanken kami lanjut menuju area rumah pohon diman teman-teman sudah menunggu.
Sampai di rumah pohon tidak melewatkan suasana sunset di sekitar rumah pohon karena Kece abis pemandangannya. Personil Mas Sanken, Pak Indro, dan Mas Yusuf sampai juga di area rumah pohon. Kondisi sudah gelap segera bergegas. Saat itu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Bagi Ibnuwajak mengendarai jalan sioro saat malam sore hari adalah tantang tersendiri karena di kanan kiri jalan beton tanahnya amblas semuanya sehingga konsentrasi dan keseimbangan menyetir sangat dituntut. Saat kembali ke kediaman Mas Septa Ibnuwajak membonceng Mas Lutfhan.
Syukur Alhamdulillah sampai juga di rumah Mas Septa dengan selamat. Dari sini kami semua berpencar.
Terima Kasih Sudah mengikuti perjalanan Ibnuwajak dan Teman-Teman Jejak Kaki Tulungagung