Apakah telkomsel akan tumbang???? Mungkin pertanyaan ini
yang akan muncul jika semua orang tahu apa yang terjadi!!! Kenapa???? Karena
President Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli saat ini mengajak
beberapa operator telekomunikasi seperti XL, Tri, Smartfren untuk melawan
dominasi Telkomsel khususnya di luar Jawa.
Dominasi operator selular
secara nasional memang saat ini masih tinggi dipegang oleh telkomsel
dimana Telkomsel market sharenya yaitu 45%-50% sedangkan Indosat Ooredo
mencapai 21,6%, Hutchison 3 Indonesia 14,4%, dan XL Axiata 14 %, sisanya Smartfren
Telecom. Apakah gabungan ini bisa menumbangkan Telkomsel?????
Permasalahan utama sebenarnya adalah market share telkomsel
di luar Jawa yaitu 80%. Berdasarkan penjelasan dari Deva Rachman, Group Head
Corporate Comunication Indosat Ooredoo dikutip dari detikNet, jika terjadi terjadi
penguasaan pasar lebih dari 50% maka kecenderungan ada monopoli dan akan ada
persaingan tidak sehat maka dari itu kehadiran negara dibutuhkan.
Pelanggan telekomunikasi di luar Jawa harus menerima pemberitahuan
tarif ataupun tarif yang melonjak tiba-tiba bisa mencapai 7 kali lipat,
berdasarkan survey Indosat. Ibnuwajak melihat jika ada kenaikan tarif yang
melonjak seperti ini memang dominasi telkomsel harus fair atau kalau bisa
hampir mirip di Jawa.
Ketakutan yang dirasakan oleh Alex Rusli CEO Indosar Ooredoo
adalah jika dominasi telkomsel mencapai 100% di luar pulau jawa, karena jika
sudah begini akan sangat sulit untuk di stop. Dominsai telkomsel ini tentu
sangat meresahkan. Menurut Alex Rusli, jika empat operator seperti Indosat, XL,
Tri, dan Smarfren bergabung masih belum mampu mengalahkan telkomsel kenapa??? Karena
market share luar pulau jawa hanya 14%.
Maka dari itu untuk diluar pulau jawa banyak kampanye indosat
dengan tarif telpon Rp 1 , serta melakukan kampanye negatif di beberapa sosial
media untuk menyerang Telkomsel. Karena
kasus kampanye negatif ini Pihak Indosat Ooredoo dipanggil oleh BRTI(Badan regulasi
Telekomunikasi Indonesia).
Harapan dari Indosat adalah biaya interkoneksi turun di atas
25% dan kalau bisa mencapai 50% lebih supaya operator lain bisa mendapat
pelanggan.
Tidak mau tinggal diam maka pihak telkomsel angkat bicara
atas tudingan monopoli untuk pasar luar jawa.
Dikutip dari detikNet, Vice President Corporate
Comunications Telkomsel Adita Irawai mengatakan, penguasaan yang diperoleh oleh
telkomsel untuk pasar luar jawa adalah hasil keras, proses panjang, dan jatuh
bangun yang luar biasa sejak berdiri di tahun 1995. Semangat membangun jaringan
sampai pelosok demi menyatukan Nusantara itu adalah semangat dari Telkomsel,
karena pada saat itu operator lain lebih fokus untuk pasar jawa dimana memang
lebih menguntungkan. tarif yang mahal di luar Jawa karena lokasi-lokasi di luar
jawa ketika ingin membangun jaringan membutuhkan dana yang tidak kecil dan
besar.
Menurut Andita Irawat, Telkomsel tetap mebangun, karena hal
ini merupakan bagian dari komitmen membangun di seluruh Indoensia seperti yang
diamanatkan dalam UU nomor 36/1999 tentang telekomunikasi. Karena hingga saat ini
operator yang masih sungguh-sungguh dalam membangun jaringan hingga ke pelosok
bahkan ke pulau terluar indonesia adalah telkomsel. Ini demi membuka akses
telekomunikasi masyarakat indonesia.
Perlu diketahui kalau telkomsel sudah memiliki 116.000 BTS
yang sudah tersebar dari sabang sampai merauke. Serta angka pembangunan terus
merangakak dengan rata-rata 25% per tahunnya.
Seperti info yang didapat detikNet dari Ketua Umum Mastel
Kristiono, Kalau Telkom tidak pantas dituding monopoli bisnis. Menurutnya,
Telkom Group sudah memenuhi ketentuan undang-undang dan norma yang berlaku.
Pihak Telkom Group lebih mengutamakan anak perusahaan itu wajar, apalagi
menyulitkan pesaing itu wajar.
Seia sekata Menurut Triana Mulyatsari, Ketua Umum Asosiasi
Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel), Keberhasilan dari telkom adalah
konsisten dalam berinvestasi untuk memperluas jaringan. Karena dunia
telkomunikasi kuncinya ada pada coverage, capacity, dan quality service.
Dukungan untuk telkom group menurut Fajar Harry Sampurno Deputi
Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, bahwa
pemerintah melalui KemenKOMINFO sudah berlaku adil. Bahkan Telkom Group selaku
BUMN sudah tidak meminta suntikan dana dari Pemerintah.
Pendapat Ibnuwajak
Perjuangan dari operator se-sekaliber telkom group memang
sungguh patut diapresiasi dalam hal menggelar jalur telekomunikasi hingga ke
pelosok negeri, karena itu sudah kewajiban dari setiap operator telekomunikasi.
Untuk tarif yang tiba-tiba melonjak yang dimiliki oleh
telkom khususnya luar jawa perlu ditinjau lagi kayaknya.
Khusu Indosat jika ingin bersaing dengan sehat diluar jawa
harus berani bangun jaringan sendiri, kalau hanya sewa otomatis sulit bersaing.
Seperti yang sudah diungkapkan oleh Ketua Umum Mastel, kalau Telkom lebih
mengutamakan Telkomsel itu wajar karena Telkomsel adalah anak perusahaan
telkom. “Masak ada orang tua yang mau mencelakakan anaknya??” mungkin kata-kata
ini perlu dibaca Indosat.